Humas IAIN Parepare --- Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) ke-19 yang digelar selama 4 hari di Hotel Grand Marcure Batavia Jakarta Barat berakhir dan ditutup pada Kamis malam, 3/10/2019.
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Arskal Salim mewakili Menteri Agama RI menutup kegiatan tersebut secara resmi. Dalam sambutannya, Arskal Salim mengaku puas dengan hasil sidang AICIS. Sejauh ini AICIS sukses menjadi ajang menuangkan pemikiran studi Islam dari berbagai bidang dan perspektif.
Arskal Salim menilai konferensi tahunan yang digelar Kemenag RI berhasil mendorong diskursus pemikiran Islam. Salah satu diskursus yang muncul dan menguat pada forum AICIS ke- 19 ini adalah digital Islam, moderasi, dan radikalisme. Tidak kurang dari 20 hasil riset ilmiah para sarjana muslim yang hadir mengkaji dan mendiskusikan tema tersebut.
Hasil riset para sarjana muslim yang dipresentasikan dan didiskusikan pada forum AICIS sangat relevan dan bersenyawa dengan visi misi Kemenag RI, yaitu Islam moderat. "DNA Kementerian Agama adalah Islam moderat. Serangan digitalisasi Islam yang membawa implikasi penyimpangan dan radikalisme harus menjadi perhatian sejak dini," papar Arskal Salim.
Pada era digital seperti ini Pendidikan Islam harus lebih memproduksi dan mentransmisikan pengetahuan studi Islam yang benar kepada generasi muda. Instrumen yang paling strategis digerakkan adalah media digital. Arskal Salim meminta kepada sarjana muslim dan intelektual lainnya untuk mendakwahkan moderasi Islam melalui media digital.
Bergerak pada komitmen digitalisasi Islam tersebut, Direktur Perguruan Tinggi Islam, Arskal Salim mensupport gagasan Forum Humas PTKIN untuk membentuk jaringan media yang akan mendakwahkan moderasi Islam di media digital. Jaringan media dakwah digital ini diperkenalkan dan dilaouching oleh Arskal Salim pada penutupan AICIS ke-Isl 19. Nama jaringan media ini adalah "Jaringan Media Moderasi Islam" dan akan dikelola oleh Forum Humas PTKIN se-Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar